"Anak baru?"
Tidak hanya Ryuna, tetapi suara kaget yang sama juga keluar dari Luciazigo, Firenzigo, dan Isabella. Figlia hanya mengangguk pelan menatap para kakak-kakaknya sebelum dia menyingkir dari pintu yang terbuka lalu membawa sosok baru ke hadapan mereka.
"Halo~~," nada serta senyum ceria menyapa. Firenzigo maju dan memeluknya, "Ciao, sorellina~."
"Bruder~," balas remaja perempuan berambut panjang sepinggang itu balas memeluk. Meninggalkan kebingungan para saudara lainnya yang melihat meski mereka semua sudah bisa tahu bahwa adik bungsu mereka ini jelas mengambil sifat Firenzigo.
Figlia menjelaskan pada kakak-kakaknya, "Namanya Liefen Swert." lalu kesemuanya langsung mengerti arti nama itu. Mereka hanya tersenyum satu sama lain sebelum akhirnya mengajak si adik paling kecil itu ke meja makan dan menjamunya. Di saat semua sedang sibuk bertanya-tanya pada Liefen, Figlia hanya diam menatap kosong pada depannya.
Luciazigo menyadari itu, "Kenapa, Fi?"
"Kakak," ia menghela nafas, "Aku tidak suka disana..."
Air muka yang redup itu membuat tangan Luciazigo terangkat dan membelai kepala adik yang mirip dengannya itu. "Kenapa?"
"Capek..." air mata jatuh di pipinya. Sang kakak simpati, dia menghapus air mata si adik lalu memindahkan tubuh adiknya untuk duduk di pangkuannya sekarang. Tak pernah ada sebuah kepura-puraan diantara persaudaraan mereka. Figlia tak perlu memakai topeng kuatnya, tak perlu mengatur kata-kata agar tidak dicela, tak perlu khawatir direndahkan. Ia mengalungkan kedua tangan di leher Luciazigo, lalu meletakkan kepala di bahunya.
Tangisannya begitu pelan sehingga hanya Luciazigo yang mendengar. Alis Luciazigo mengerut ke atas. Dia mencium pipi adiknya pelan, lembut, dan agak lama sambil membelai-belai rambut coklat bergelombang Figlia.
Dibanding semua saudara dari Ibu yang sama ini, hanya Luciazigo yang mengerti betapa berat dan menderitanya Figlia. Karena dibandingkan dengan yang lain, hanya Luciazigo dan Figlia yang memiliki karakter berbeda. Ryuna memang sama pendiam ataupun introvert seperti mereka, tetapi dia memiliki kesabaran tinggi dan dibuat tetap baik hati. Firenzigo dan Liefen mempunyai sifat ceria serta terbuka. Keduanya tak memiliki beban pemikiran sendiri. Isabella masih kecil dan dia pandai menyesuaikan diri.
Tetapi Luciazigo dan Figlia dibuat sebagai karakter kuat di penampilan luar meski inti dari karakterisasi mereka masih sama dengan saudara lainnya. Lembut. Tak bisa dikasari.
Mereka harus menyembunyikan sisi lemah mereka dan bersikap tak ada apa-apa. Tak bisa terbuka seperti keempat saudara lainnya. Dan itu sangat susah mengingat inti karakter mereka tetap sama. Mereka sama seperti Ryuna, Firenzigo, Isabella, dan Liefen. Mudah terlukai dari kata-kata kasar. Isinya mereka sama lemah. Susah bagi mereka berhadapan dengan karakter kuat lain begitu keluar dari ruangan ini. Tempat dimana mereka menghabiskan waktu jika salah satu dipakai.
No comments:
Post a Comment